Bogor Darurat Kesehatan: Ratusan Siswa Keracunan dari Program Makan Gratis

 


Jakarta - Bogor, 16 Mei 2025 — Kota Bogor tengah menghadapi situasi darurat kesehatan setelah 223 siswa dari tingkat TK hingga SMA mengalami keracunan massal akibat konsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang dicanangkan pemerintah pusat ini disalurkan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengungkapkan bahwa dari total korban, 45 siswa dirawat inap, 49 menjalani rawat jalan, dan 129 lainnya mengalami gejala ringan. Pemerintah Kota Bogor langsung menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menanggulangi insiden tersebut secara cepat dan menyeluruh.

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi siswa terkontaminasi dua jenis bakteri berbahaya, yaitu Escherichia coli dan Salmonella. Kontaminasi ini ditemukan pada menu telur ceplok bumbu barbekyu dan tumis tahu tauge. Diduga kuat, proses memasak dan penyimpanan makanan tidak sesuai dengan standar kesehatan dan kebersihan.

Akibat insiden ini, SPPG Bosowa Bina Insani dihentikan sementara operasionalnya untuk keperluan evaluasi mendalam. Sekitar 3.000 siswa dari 13 sekolah yang sebelumnya menerima manfaat MBG kini tidak mendapatkan jatah makan hingga evaluasi selesai dilakukan.

Ketua Yayasan Bosowa Bina Insani, Asrul Hidayat, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah perbaikan, mulai dari audit dapur hingga peninjauan ulang pemasok bahan makanan. "Kami siap untuk kembali beroperasi, namun tetap menunggu keputusan dari pihak Badan Gizi Nasional (BGN)," ujarnya.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa penutupan sementara ini adalah bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap seluruh sistem kerja dapur MBG agar kejadian serupa tidak terulang.

Pemerintah Kota Bogor juga menanggung seluruh biaya pengobatan korban, termasuk siswa dan guru yang tidak terdaftar di BPJS. Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutakin, mengimbau agar orang tua segera melaporkan jika terdapat gejala lanjutan pada anak-anak mereka.

Kasus ini menjadi sorotan nasional karena menjadi salah satu insiden keracunan massal terbesar dalam sejarah program makan gratis di Indonesia. Banyak pihak meminta adanya standar nasional ketat terkait pengadaan makanan di sekolah. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan penyedia makanan sangat penting untuk memastikan kualitas pangan aman konsumsi bagi anak-anak sekolah. Pemerintah daerah berjanji akan meningkatkan inspeksi rutin terhadap seluruh dapur MBG demi mencegah tragedi serupa di masa mendatang.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir di Rumpin, Bogor: Ratusan Warga Kesulitan Air Bersih Akibat Luapan Kali Cibunar

Longsor Menelan Korban! 5 Kios menyatu dengan tanah.

ICMI Pastikan Lebih dari 100 UMKM di Kota Bogor Siap Meriahkan Event BiiF 2025