Margonda : Tokoh Perjuangan Yang Berakhir Di Kota Depok




Jakarta - Nama "Margonda" kini begitu lekat dengan identitas Kota Depok. Jalan utama yang membentang dari utara ke selatan kota ini, Jalan Margonda Raya, menjadi pusat aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya. Namun di balik nama jalan yang kini ramai dengan kendaraan dan gedung-gedung tinggi itu, terdapat kisah perjuangan seorang tokoh lokal yang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan: Margonda.

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Margonda, yang lahir pada 1 Maret 1918 di Bogor, Jawa Barat, memiliki nama asli Margana. Sejak kecil, ia tinggal bersama keluarganya di Jalan Ardio, Bogor. Semasa sekolah, Margonda dikenal sebagai atlet berprestasi dan memiliki semangat patriotik yang tinggi. Ia melanjutkan pendidikannya sebagai analis kimia di Balai Penyelidikan Kimia Bogor, yang kini dikenal sebagai SMK–SMAK Bogor .

Karier Militer dan Perjuangan

Pada masa penjajahan Jepang, Margonda mengikuti pelatihan penerbang cadangan di Luchtvaart Afdeeling (Departemen Penerbangan Belanda). Namun, pelatihan ini tidak berlangsung lama karena pada 5 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang, dan kekuasaan di Nusantara beralih ke tangan Jepang .

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Margonda bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bogor. Setelah mengikuti pendidikan militer singkat, ia ditempatkan di Batalyon Kota Bogor dengan pangkat letnan muda. Dari Bogor, ia kemudian bergabung dengan Batalyon I di Depok untuk memperkuat perjuangan melawan penjajah .

Pertempuran di Kalibata dan Gugurnya Margonda

Pada 16 November 1945, Margonda memimpin pasukannya dalam pertempuran melawan tentara Inggris di Kalibata, wilayah yang kini masuk dalam kawasan Pancoran Mas, Depok. Dalam pertempuran tersebut, Margonda hendak melemparkan granat ke arah musuh. Namun, pada saat yang bersamaan, dadanya tertembus peluru yang ditembakkan oleh tentara Inggris. Granat yang ia pegang pun meledak, menghancurkan tubuhnya. Margonda gugur dalam usia 27 tahun .

Jenazah Margonda dibawa kembali ke Bogor dan dimakamkan di depan Stasiun Bogor. Kemudian, makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Dreded, Bogor, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan .

Penghormatan dan Warisan

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, nama Margonda diabadikan sebagai nama jalan utama di Kota Depok, yaitu Jalan Margonda Raya. Penamaan ini dilakukan pada tahun 1970-an dan menjadi simbol penghargaan terhadap perjuangan Margonda dalam merebut kemerdekaan Indonesia .

Jalan Margonda Raya kini menjadi pusat vital Kota Depok, menghubungkan berbagai fasilitas penting seperti kampus Universitas Indonesia, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan gedung-gedung pemerintahan. Nama Margonda tidak hanya menjadi penanda geografis, tetapi juga menjadi pengingat akan semangat perjuangan dan pengorbanan seorang pemuda dalam merebut kemerdekaan.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Meski tidak banyak dokumentasi tertulis tentang kehidupannya, kisah perjuangan Margonda terus dikenang dan diwariskan secara lisan. Beberapa sekolah dan komunitas sejarah lokal di Depok menjadikan Margonda sebagai tokoh inspiratif dalam pelajaran sejarah lokal. Ia dianggap sebagai simbol keberanian, semangat juang, dan kecintaan terhadap tanah air.

Salah satu guru sejarah di sebuah SMA negeri di Depok menyampaikan bahwa kisah Margonda selalu menjadi bahan diskusi yang menarik di kelas. "Saya ingin murid-murid tahu bahwa tidak semua pahlawan dikenang dalam buku sejarah. Tapi jasa mereka sangat besar. Margonda adalah bukti bahwa semangat juang bisa datang dari siapa pun, termasuk dari pemuda biasa yang memilih untuk melawan ketidakadilan," tuturnya.

Penutup

Margonda, sang pemuda dari Bogor yang gugur di Depok, adalah contoh nyata bahwa sejarah besar dibentuk dari keberanian orang-orang kecil. Kini, saat kita melewati Jalan Margonda Raya, mungkin ada baiknya kita sejenak mengingat bahwa setiap nama punya cerita. Dan Margonda—lebih dari sekadar nama jalan—adalah kisah tentang perjuangan, pengorbanan, dan cinta pada tanah air.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir di Rumpin, Bogor: Ratusan Warga Kesulitan Air Bersih Akibat Luapan Kali Cibunar

Longsor Menelan Korban! 5 Kios menyatu dengan tanah.

ICMI Pastikan Lebih dari 100 UMKM di Kota Bogor Siap Meriahkan Event BiiF 2025